Hirotada kecil tumbuh dengan penuh perhatian dari orang tua dan guru SDnya. Meskipun ia cacat namun di sekolah ia dididik untuk mandiri dan berusaha menjalani kehidupannya selayaknya orang normal lainnya.
Hal ini dapat terlaksana berkat
dukungan gurunya yang bersikeras mendidik Hirotada dengan keras. Alasan terbesar dibalik keputusan gurunya, karena ia ingin Ototake dapat hidup dengan mandiri di masa depan. Ia diharuskan untuk mengikuti pelajaran olahraga, walaupun sering tidak dapat mengikuti olahraga yang diajarkan oleh gurunya namun sang guru tetap berusaha memberikan kesempatan, Ototake untuk mencoba.
Peristiwa yang benar-benar mengesankan dari kehidupan sekolahnya, sewaktu di sekolah dasar, adalah ketika ia mengikuti lomba lari yang diadakan disekolahnya. Ototake kecil yang juga mengikuti lomba tersebut tentunya sudah kehilangan harapan untuk menang, tetapi bukan hal tersebutlah yang ingin dikejar oleh Ototake. Anak pantang menyerah ini ingin dapat merasakan suasana kompetisi, menikmati perjuangan untuk meraih kemengan sambil didukung oleh suara penonton yang begitu menyihir stadium. Si kecil Hirotada hanya bisa berjalan dengan pahanya, ia berlari seperti menyeret tubuhnya, tepatnya menyeret bokongnya sampai ke garis finish.
Lomba berikutnya yang diikuti oleh Ototake adalah lomba renang, karena cacatnya ia terpaksa harus berenang dengan menggunakan sebuah papan plastik yang didesain khusus oleh gurunya agar dapat dipakai oleh ototake kecil untuk mengikuti lomba renang di sekolahnya, ketika perlombaan dimulai, semua perenang telah meninggalkan Ototake dibelakang. Akhirnya ia menjadi perenang terakhir yang masih berada di kolam renang. Dengan semangat pantang menyerah Ototake terus mendorong tubuhnya maju. Pada saat tersebut semangat Ototake benar-benar menyihir semua penonton yang melihatnya, semua orang berteriak memberi dukungan padanya. "Maju Ototake, terus... kamu pasti bisa". Inilah sorak sorai yang memenuhi stadium. Bahkan ada yang sampai menangis terharu melihat perjuangan yang diperlihatkan oleh Ototake.
dukungan gurunya yang bersikeras mendidik Hirotada dengan keras. Alasan terbesar dibalik keputusan gurunya, karena ia ingin Ototake dapat hidup dengan mandiri di masa depan. Ia diharuskan untuk mengikuti pelajaran olahraga, walaupun sering tidak dapat mengikuti olahraga yang diajarkan oleh gurunya namun sang guru tetap berusaha memberikan kesempatan, Ototake untuk mencoba.
Peristiwa yang benar-benar mengesankan dari kehidupan sekolahnya, sewaktu di sekolah dasar, adalah ketika ia mengikuti lomba lari yang diadakan disekolahnya. Ototake kecil yang juga mengikuti lomba tersebut tentunya sudah kehilangan harapan untuk menang, tetapi bukan hal tersebutlah yang ingin dikejar oleh Ototake. Anak pantang menyerah ini ingin dapat merasakan suasana kompetisi, menikmati perjuangan untuk meraih kemengan sambil didukung oleh suara penonton yang begitu menyihir stadium. Si kecil Hirotada hanya bisa berjalan dengan pahanya, ia berlari seperti menyeret tubuhnya, tepatnya menyeret bokongnya sampai ke garis finish.
Lomba berikutnya yang diikuti oleh Ototake adalah lomba renang, karena cacatnya ia terpaksa harus berenang dengan menggunakan sebuah papan plastik yang didesain khusus oleh gurunya agar dapat dipakai oleh ototake kecil untuk mengikuti lomba renang di sekolahnya, ketika perlombaan dimulai, semua perenang telah meninggalkan Ototake dibelakang. Akhirnya ia menjadi perenang terakhir yang masih berada di kolam renang. Dengan semangat pantang menyerah Ototake terus mendorong tubuhnya maju. Pada saat tersebut semangat Ototake benar-benar menyihir semua penonton yang melihatnya, semua orang berteriak memberi dukungan padanya. "Maju Ototake, terus... kamu pasti bisa". Inilah sorak sorai yang memenuhi stadium. Bahkan ada yang sampai menangis terharu melihat perjuangan yang diperlihatkan oleh Ototake.
Masa-masa sekolahnya dilaluinya dengan penuh perjuangan dan keceriaan. Cacat yang dideritanya tidak menghalanginya untuk melalui hari-harinya. Saat berada dibangku kuliah ia terus aktif dalam kegiatan untuk mendukung terciptanya lingkungan bebas rintangan di universitasnya. Menurutnya saya mengerti kesusahan yang dirasakan oleh para penderita cacat, sehingga saya yakin bahwa Tuhan memberikan saya tujuan untuk menciptakan sebuah dunia yang lebih bersahabat dan menyadari kebutuhan penderita cacat. Para sahabat-sahabat penderita cacat berhak menikmati hidup mereka seperti layaknya orang normal, seperti bisa naik bus, berjalan-jalan, ataupun berbelanja di super market.
Sungguh jarang dapat bertemu dengan orang setabah dan setangguh Ototake di dunia ini. Meskipun terlahir tidak sempurna namun ia mampu menjadikan dirinya sebagai pribadi yang seutuhnya. Ototake merupakan pribadi inspirasional yang patut menjadi panutan kita. Kini Hirotada Ototake telah menjadi seorang guru SD dan journalist olahraga yang sukses.
Ia sering memberitahukan orang disekelilingnya bahwa kita bisa berbahagia meskipun kita ini cacat karena kebahagiaan tidak tergantung dari apakah anggota tubuh Anda lengkap atau tidak. Ketika kita dapat menerima apa adanya diri kita dan mencoba untuk memberikan manfaat dan kontribusi terbaik dari diri kita bagi sahabat, keluarga dan masyarakat kita, maka siapapun Anda, Anda pasti berbahagia.
Salah satu kunci terbaik untuk meraih kebahagiaan adalah Bersyukur. Kisah nyata Hirotada Ototake ini harus menjadi perenungan bagi Anda, Mengapa Anda terus mengeluh mengenai sepatu Anda, celana Anda ataupun tangan Anda yang Anda anggap kurang ini atau itu? Disaat yang bersamaan banyak dari sahabat kita yang tegar, penuh syukur dan tabah menjalani hidup mereka meskipun tidak memiliki anggota tubuh yang lengkap, seperti tanpa kaki, tangan ataupun tidak dapat melihat(buta). Link website Ototake versi jepang
Salam Inspirasi Hendy Su
www.Inspire4soul.blogspot.com
Sungguh jarang dapat bertemu dengan orang setabah dan setangguh Ototake di dunia ini. Meskipun terlahir tidak sempurna namun ia mampu menjadikan dirinya sebagai pribadi yang seutuhnya. Ototake merupakan pribadi inspirasional yang patut menjadi panutan kita. Kini Hirotada Ototake telah menjadi seorang guru SD dan journalist olahraga yang sukses.
Ia sering memberitahukan orang disekelilingnya bahwa kita bisa berbahagia meskipun kita ini cacat karena kebahagiaan tidak tergantung dari apakah anggota tubuh Anda lengkap atau tidak. Ketika kita dapat menerima apa adanya diri kita dan mencoba untuk memberikan manfaat dan kontribusi terbaik dari diri kita bagi sahabat, keluarga dan masyarakat kita, maka siapapun Anda, Anda pasti berbahagia.
Salah satu kunci terbaik untuk meraih kebahagiaan adalah Bersyukur. Kisah nyata Hirotada Ototake ini harus menjadi perenungan bagi Anda, Mengapa Anda terus mengeluh mengenai sepatu Anda, celana Anda ataupun tangan Anda yang Anda anggap kurang ini atau itu? Disaat yang bersamaan banyak dari sahabat kita yang tegar, penuh syukur dan tabah menjalani hidup mereka meskipun tidak memiliki anggota tubuh yang lengkap, seperti tanpa kaki, tangan ataupun tidak dapat melihat(buta). Link website Ototake versi jepang
Salam Inspirasi Hendy Su
www.Inspire4soul.blogspot.com
No comments:
Post a Comment